“Wujudkan SMK Berkualitas: Direktur SMK Beri Arahan Penguatan bagi Kepala Sekolah Menengah Kejuruan”
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan Kemdikdasmen, Dr. Muhammad Yusro, S.Pd, M.T, menyampaikan sejumlah arahan kepada Kepala SMK, dalam acara yang diselenggarakan oleh BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata, bertempat di Arosa Hotel, 6 November 2024.
Dalam Lokakarya Substansif : Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Sekolah Untuk Mewujudkan Sekolah Berkualitas Bagi Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Yusro memberikan beberapa arahan penting terkait perkembangan dan tantangan yang akan dihadapi oleh SMK di Indonesia. Ia juga menyoroti isu-isu kunci dalam pendidikan vokasi, termasuk peran SMK dalam mendukung UMKM, peran SMK dalam kolaborasi dengan dunia industri, serta dorongan untuk kepemimpinan dan kewirausahaan di SMK.
Yusro menyampaikan bahwa peran UMKM dalam perekonomian sangat signifikan, dengan kontribusi sekitar 60% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Oleh karena itu, ia mendorong SMK untuk lebih fokus pada pengembangan keterampilan siswa yang relevan dengan kebutuhan UMKM lokal. “Ternyata kurang lebih 60% bruto negara ini berasal dari UMKM. Jadi kenapa kemudian kita tidak kembangkan UMKM?” kata Yusro.
Untuk lebih mendekatkan siswa pada dunia kerja, Yusro menekankan pentingnya mengoptimalkan program Teaching Factory (TEFA). Namun, data menunjukkan bahwa baru 17,7% SMK yang memiliki TEFA berkinerja baik. Oleh karena itu, ia mendorong agar setiap SMK dapat menggerakkan TEFA di sekolah, misalnya dalam bentuk menghadirkan praktisi untuk mengajar di sekolah.
“Ternyata capaian TEFA yang ada di SMK ini yang baik baru sekitar 17,7%. Artinya masih banyak pekerjaan rumah di SMK kita untuk bisa menghidupkan teaching factory,” ujarnya.
Yusro juga menyoroti kerjasama antara SMK dengan dunia usaha dan industri (DUDIKA). Ia menyampaikan bahwa meski 99,57% SMK telah memiliki kerjasama dengan industri, namun implementasinya perlu didorong lebih nyata dalam pembelajaran. Ia juga mendorong agar SMK dapat memaksimalkan kerjasama industri, dalam bentuk PKL.
“PKL yang hadir harus hari ini adalah PKL yang memang sesungguhnya berdasarkan program kemitraan antara SMK dengan industri-nya. Sehingga PKL itu adalah bentuk kemitraan antara SMK dengan industri, SMK dengan dunia usaha, SMK dengan dunia kerja,” ujar Yusro.
Dalam penutupnya, Yusro menekankan kembali tentang SMK yang dicita-citakan, yaitu; 1. pembelajaran berbasis dunia kerja yang berpusat pada murid, 2. pendidik reflektif, gemar belajar, berbagi, dan berkolaborasi, 3. Iklim sekolah yang aman, inklusif, menerapkan budaya kerja, dan merayakan kebinekaan, 4. kepemimpinan berjiwa wirausaha untuk perbaikan layanan berkelanjutan.